BAHTERA (KAPAL) NABI NUH, AS
Diposting/kontributor : Suratman, SKM
Penelitian
Arkeologi : Di Pelat Kapal Nabi Nuh tertulis “Ya Allah, penolongku!
Jagalah tanganku dengan kebaikan dan bimbingan dari TubuhMu Yang Suci,
yaitu Muhammad, Ali, Fatima, Shabbar dan Shabbir. Karena mereka adalah
yang teragung dan termulia. Dunia ini diciptakan untuk mereka maka
tolonglah aku demi nama mereka.”
Pada bulan Juli 1951 sebuah tim yang terdiri dari ahli-ahli Rusia
melakukan penelitian terhadap Lembah Kaat. Sepertinya mereka tertarik
untuk menemukan sebuah tambang baru di daerah tersebut.
Dalam
penelitiannya mereka menemukan beberapa potong kayu di daerah tersebut
berserakan.
Mereka kemudian mulai menggali tempat tersebut dengan tujuan untuk
menemukan sesuatu yang berharga. Tetapi alangkah terkejutnya mereka
ketika menemukan kumpulan potongan-potongan kayu tertimbun di situ.
Salah seorang ahli yang ikut serta memperkirakan, setelah meneliti
beberapa lapisanya, bahwa kayu-kayu tersebut bukanlah kayu yang biasa,
dan menyimpan rahasia yang sangat besar di dalamnya.
Mereka mengekskavasi tempat tersebut dengan penuh keingintahuan.
Mereka menemukan cukup banyak potongan-potongan kayu di daerah
penggalian tersebut, dan di samping itu mereka juga menemukan hal-hal
lain yang sangat menarik. Mereka juga menemukan sepotong kayu panjang
yang berbentuk persegi.
Mereka sangatlah terkejut setelah mendapati
bahwa potongan kayu yang berukuran 14 X 10 inchi tersebut ternyata
kondisinya jauh lebih baik dibandingkan potongan-potongan kayu yang
lain. Setelah waktu penelitian yang memakan waktu yang cukup lama,
hingga akhir tahun 1952, mereka mengambil kesimpulan bahwa potongan kayu
tersebut merupakan potongan dari bahtera Nabi Nuh a.s. yang terdampar
di puncak Gunung Calff (Judy). Dan potongan (pelat) kayu tersebut, di
mana terdapat beberapa ukiran dari huruf kuno, merupakan bagian dari
bahtera tersebut.
Setelah terbukti bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan kayu
dari bahtera Nabi Nuh a.s., timbullah pertanyaan tentang kalimat apakah
yang tertera di potongan kayu tersebut. Sebuah dewan yang terdiri dari
kalangan pakar dibentuk oleh Pemerintah Rusia di bawah Departemen Riset
mereka untuk mencaritahu makna dari tulisan tersebut. Dewan tersebut
memulai kerjanya pada tanggal 27 Februari 1953.
Berikut adalah nama-nama dari anggota dewan tersebut:
1. Prof. Solomon, Universitas Moskow
2. Prof. Ifa Han Kheeno, Lu Lu Han College, China
3. Mr. Mishaou Lu Farug, Pakar fosil
4. Mr. Taumol Goru, Pengajar Cafezud College
5. Prof. De Pakan, Institut Lenin
6. Mr. M. Ahmad Colad, Asosiasi Riset Zitcomen
7. Mayor Cottor, Stalin College
Kemudian ketujuh orang pakar ini setelah menghabiskan waktu selama
delapan bulan akhirnya dapat mengambil kesimpulan bahwa bahan kayu
tersebut sama dengan bahan kayu yang digunakan untuk membangun bahtera
Nabi Nuh a.s., dan bahwa Nabi Nuh a.s. telah meletakkan pelat kayu
tersebut di kapalnya demi keselamatan dari bahtera tersebut dan untuk
mendapatkan ridho Illahi.
Terletak di tengah-tengah dari pelat tersebut adalah sebuah gambar
yang berbentuk telapak tangan dimana juga terukir beberapa kata dari
bahasa Saamaani.
Mr. N.F. Max, Pakar Bahasa Kuno, dari Mancester, Inggris telah menerjemahkan kalimat yang tertera di pelat tersebut menjadi:
“Ya Allah, penolongku! Jagalah tanganku dengan kebaikan dan bimbingan
dari TubuhMu Yang Suci, yaitu Muhammad, Ali, Fatima, Shabbar dan
Shabbir. Karena mereka adalah yang teragung dan termulia. Dunia ini
diciptakan untuk mereka maka tolonglah aku demi nama mereka.”
Semuanya sangatlah terkejut setelah mengetahui arti tulisan tersebut.
Terutama yang membikin mereka sangatlah bingung adalah kenapa pelat
kayu tersebut setelah lewat beberapa abad tetap dalam keadaan utuh dan
tidak rusak sedikitpun.
Pelat kayu tersebut saat ini masih disimpan dengan rapih di Pusat Penelitian Fosil Moskow di Rusia.
Jika anda sekalian mempunyai waktu untuk mengunjungi Moskow, maka
mampirlah di tempat tersebut, karena pelat kayu tersebut akan menguatkan
keyakinan anda terhadap kedudukan Ahlul Bayt a.s.
Terjemahan kalimat tersebut telah dipublikasikan antara lain di:
1. Weekly – Mirror, Inggris 28 Desember 1953
2. Star of Britain, London, Manchester 23 Januari 1954
3. Manchester Sunlight, 23 Januari 1954
4. London Weekly Mirror, 1 Februari 1954
5. Bathraf Najaf, Iraq 2 Februari 1954
6. Al-Huda, Kairo 31 Maret 1954
7. Ellia – Light, Knowledge & Truth, Lahore 10 Juli 1969
(Sumber : The Bulletin of The Islamic Center “UNDER SIEGE” P.O. BOX
32343 Wahington D.C. N.W. 20007 Vol. 7 No. 10 Rabi al-Awwal 6,
1408/Oktober 30,1987)
Allah swt berfirman dalam Surah Hud : ayat 36-49
Bismillahirrahmanirrahim..
Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman
diantara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu
janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang telah beriman (saja),
karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka
kerjakan. (QS. 11:36)
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan
janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu;
sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. 11:37)
Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya
berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu
mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu
sekalian mengejek (kami). (QS. 11:38)
Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang
menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal". (QS. 11:39)
Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air,
Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing
binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang
telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang
yang beriman". Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.
(QS. 11:40)
Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama
Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya". Sesungguhnya Rabbku
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 11:41)
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung.
Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh
terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah
kamu berada bersama orang-orang yang kafir". (QS. 11:42)
Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindunganke gunung yang dapat
memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari
ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang". Dan
gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu
termasuk orang-orang yang ditenggelamkan, (QS. 11:43)
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan)
berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan
bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi 721, dan dikatakan:
"Binasalah orang-orang yang zalim". (QS. 11:44)
Dan Nuh berseru kepada Rabbnya sambil berkata: "Ya Rabbku sesungguhnya
anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang
benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya". (QS. 11:45)
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu
(yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya)
perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku
sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnnya Aku
memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang
tidak berpengetahuan". (QS. 11:46)
Nuh berkata: "Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau
sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau
tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan
kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi". (QS.
11:47)
Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh
keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mu'min) dari
orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri
kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan
ditimpa azab yang pedih dari Kami". (QS. 11:48)
Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami
wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak
(pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang
baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. 11:49)
( Surah Hud : ayat 36-49 )
* * *
Kurang lebih 12.000 tahun silam, peradaban manusia sebelum peradaban
kita sekarang pernah mengalami suatu serangan banjir yang sangat
dahsyat, dan banjir waktu itu juga mengakibatkan tenggelamnya daratan.
Secara berturut-turut arkeolog menemukan sejumlah besar bukti yang
secara langsung atau pun tidak mengenai banjir dahsyat yang terjadi
waktu itu.
Ikhtisar dalam Alkitab yang berhubungan dengan banjir dahsyat yang
terjadi waktu itu menyebutkan, “Banjir meluap dan menggenang selama 40
malam, air pasang menuju atas, perahu mengambang dari atas permukaan
bumi” : “Arus air meluap dahsyat di atas permukaan bumi, seluruh
pegunungan tergenang oleh air pasang”: “5 bulan kemudian, perahu
berhenti di atas gunung Ararat; dan setelah 4 bulan berlalu, ketika
daratan sudah kering, Nabi Nuh meninggalkan perahunya.”
Sejumlah besar bekas peninggalan prasejarah yang belakangan ini
ditemukan arkeolog, seperti misalnya, daratan Atlantis, budaya Yunani,
bangunan di dasar laut dan lain sebagainya kemungkinan besar tenggelam
karena banjir dahsyat waktu itu. Ada yang memperkirakan banjir dahsyat
itu terjadi 5.000 tahun yang lalu, mengikuti perkiraan ahli anstronomi,
perahu Nabi Nuh mulai dibuat pada 2465 SM dan hujan mulai turun pada
2345 SM.
Setelah perahu Nabi Nuh mendarat di gunung Ararat, dimulailah kehidupan
baru manusia. Mereka yang selamat mulai menyebar. Begitu pula
binatang-binatang. Biji-biji tanaman kembali disemaikan.
Karena dianggap melahirkan generasi baru manusia setelah Nabi Adam, Nabi
Nuh mendapat gelar The Second Father of Human Being –Bapak Manusia
Kedua. Oleh generasi inilah, kebudayaan dan peradaban manusia
dikembangkan. Selain di kawasan Ararat, juga di Mesopotamia yang ribuan
tahun kemudian menjadi pusat kejayaan Babilonia.
Sekelompok peneliti underwater surveyors yang diketuai oleh Dr. Robert
Ballard, yang juga telah menemukan Titanic, telah menemukan sebuah
bangunan lama berusia kira-kira 7.500 tahun di dasar Laut Hitam, dekat
pantai Turki. Mereka telah menemukan struktur bangunan dari batu dan
kayu di kedalaman beberapa ratus kaki. Penemuan mereka menjadi bukti
dari kejadian banjir besar di zaman Nabi Nuh seperti diceritakan di
dalam Alkitab dan Al-Qur”an.
Menurut teori mereka, banjir besar tersebut disebabkan oleh adanya
pencairan gletser dari tanah tinggi di Eropa.“Ini merupakan penemuan
yang sangat menakjubkan,” kata Dr. Ballard di dalam rancangan National
Geographic Society bertajuk “Research Ship Northern Horizon”.
Ballard menerangkan, “Banyak kasus yang terjadi apabila air tawar dari
sebuah telaga berubah menjadi air asin dan dampak banjir besar tersebut
menyebabkan kawasan daratan yang sangat luas berubah menjadi dasar
laut”.
MISTERI BAHTERA NABI NUH as
Sebuah pasukan yang melibatkan ilmuwan dari Amerika dan Turki akan
mengadakan penyelidikan terhadap misteri gunung Ararat pada Juli
mendatang. Mereka akan mencari perahu Nabi Nuh.
Apakah kisah perahu besar Nabi Nuh yang tercatat dalam kitab suci
merupakan peristiwa nyata atau mitos? Selama ini para ahli dan sarjana
selalu berdebat, tidak sedikit yang beranggapan, bahwa hingga saat ini
sisa-sisa peninggalan perahu Nabi Nuh masih tersimpan di puncak gunung
Ararat Turki.
Menurut laporan media cetak Amerika pada 26 April 2004, sebuah tim
peneliti beranggotakan 10 orang yang dibentuk oleh petualang Amerika dan
Turki akan mendekati puncak gunung yang misterius itu pada Juli tahun
ini, untuk mencari jejak “perahu besar Nabi Nuh” (The Great Noah Ark).
McGivern, pimpinan The Trinity Corporation of Honolulu, Hawaii
mengatakan, bahwa sebelum mereka memasuki pegunungan Ararat, para
anggota tim masih harus melakukan sejumlah besar persiapan kerja,
seperti misalnya, mempelajari data-data yang berhubungan dengan ciri
geografis dan bentuk permukaan bumi serta adat istiadat humanisme di
daerah sekitar gunung Ararat.
Menurutnya, problem terbesar yang dihadapi mereka saat ini adalah
bagaimana mengadakan komunikasi dengan penduduk asli setempat. Karena
gunung-gunung yang tinggi itu dianggap keramat oleh para penduduk asli
setempat, dan mereka yakin akan eksistensi “Perahu Nabi Nuh”, oleh
karena itu selama berabad-abad, mereka tidak pernah bersedia
menceritakan tentang misteri yang berhubungan dengan gunung-gunung itu
kepada orang luar.
Kalau mereka berhasil mendekati apa yang diduga sebagai struktur raksasa
setinggi 45 kaki, lebar 75 kaki dan panjangnya sampai 450 kaki yang
sempat tersingkap akibat gelombang panas dahsyat yang melanda Eropa pada
musim panas yang baru lalu, itu berarti akan memperkuat dugaan
sebelumnya.
Sebagian besar anggota tim penyelidik mengatakan, bahwa bagi mereka yang
memahami kitab Injil, jika keberadaan “Perahu Nabi Nuh” benar-benar
terbukti, maka itu akan menjadi simbol legendaris sepanjang sejarah
manusia, dan menjadi sebuah rekor perkembangan evolusi manusia. Seperti
diketahui kisah Nabi Nuh dan perahunya yang selamat dalam banjir besar
tercantum dalam Alkitab dan Al-Qur’an.
PENEMUAN AWAL
Sebenarnya, pencarian terhadap perahu Nabi Nuh sudah cukup lama
dilakukan. Setahun setelah terjadi gempa bumi dan letusan gunung berapi
dahsyat pada 2 Mei 1883 yang telah memorak-porandakan kampung di kaki
gunung Ararat, kerajaan Turki mengirim tim ekspedisi untuk melihat
akibat yang ditimbulkannya. Kapten Gayscoyne, duta Inggris di Istambul,
turut dalam ekspedisi itu. Saat itu mereka melihat “Perahu Nabi Nuh”.
Menindak lanjuti temuan itu, pada 1917, Kaisar Rusia Tsar Nicholas II
telah mengirim 150 orang pakar dari berbagai bidang dan tentara untuk
mencari dan menyelidiki perahu Nabi Nuh. Setelah sebulan, tim ekspedisi
itu baru sampai ke puncak Ararat.
Segala kesukaran telah berhasil mereka lewati, dan akhirnya menemukan
perahu Nuh tersebut. Dalam keadaan terkagum, mereka mengambil gambar
sebanyak mungkin. Mereka mencoba mengukur panjang perahu Nuh dan
didapati berukuran panjang 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki,
sebagian lainnya tenggelam di dalam salju.
Hasil dari perjalanan itu dibawa pulang dan mau diserahkan kepada Tsar,
malangnya sebelum sempat melaporkan temuan itu ke tangan kaisar,
Revolusi Bolshevik Komunis (1917) meletus. Laporan itu akhirnya jatuh ke
tangan Jenderal Leon Trotsky. Sehingga sampai sekarang masih belum
diketahui, apakah laporan itu masih disimpan atau dimusnahkan.
Tahun 1957, beberapa pilot Angkatan Udara Turki sempat menyelidiki
puncak Ararat, dan mendapati obyek di Provinsi Agri menunjukkan bentuk
sebuah perahu.
Namun, karena perang dingin Uni Soviet vs. AS, penemuan itu tidak
ditindaklanjuti dengan alasan “mencegah mata-mata AS mendekat”, Uni
Soviet melarang pesawat setiap negara memasuki di sekitar pegunungan
Ararat. Larangan itu baru dicabut pada 1982, dan sejak itu berbagai tim
ekspedisi mulai berdatangan lagi, namun tidak ada yang mampu
membuktikan.
Baru kemudian pada 1995, analis gambar satelit Amerika Bolsey Taylor
mulai memperhatikan obyek misterius yang disebut “keajaiban gunung
Ararat” itu. Ia menghabiskan beberapa tahun lamanya, mengumpulkan
sejumlah besar gambar dari satelit, dan mengklasifikasi foto satelit
tersebut, akhirnya didapati, bahwa itu adalah sebuah benda raksasa yang
panjangnya 180 meter.
Namun, mereka juga tidak tahu persis benda apa sebenarnya, menurutnya
bisa saja itu merupakan benteng kuno Turki, atau mungkin reruntuhan
sebuah pesawat, dan kemungkinan juga itu adalah “Perahu Nabi Nuh”.
Sekitar tiga tahun lalu, seperti ditulis G. Joseph, arkeolog Ron Wyatt
dan David Fasold menyatakan telah menemukan pendaratan “Perahu Nabi
Nuh”. Penemuan ini menyatakan juga bahwa jejak itu tidak berada di
puncak Ararat tetapi sekitar 20 mil dari puncak Ararat, dekat sisi dari
Turki dan Iran. Tetapi mereka percaya bahwa pasti benar apa yang
dikatakan Alkitab bahwa bahtera Nuh mendarat di puncak Ararat.
Pergeseran tanah selama ribuan tahun, gempa bumi, adanya gunung baru,
dapat mengakibatkan bergesernya lokasi pendaratan tersebut dari puncak
gunung Ararat ke posisi sekarang.
Pengukuran obyek yang ditandai mempunyai altitude 7.546 kaki.
Panjangnya, 558 kaki, dan lebarnya 148 kaki. Ukuran tersebut hampir
tepat seperti dalam Alkitab di mana Allah memerintahkan Nuh untuk
membuat suatu perahu yang besar. Di sekitar obyek tersebut, juga
ditemukan oleh Ron Wyatt sebuah batu besar dengan lubang pahatan.
Mereka percaya bahwa batu tersebut adalah “drogue-stones”, di mana pada
zaman dahulu biasanya dipakai pada bagian belakang perahu besar untuk
menstabilkan perahu. Radar dan peralatan mereka menemukan sesuatu yang
tidak lazim pada level “iron oxide” atau seperti molekul baja. Struktur
baja tersebut setelah dilakukan penelitian bahwa jenis “vessel” ini
telah berumur lebih dari 100.000 tahun, dan terbukti bahwa struktur
dibuat oleh tangan manusia. Mereka percaya bahwa itu adalah jejak
pendaratan perahu Nuh.
Disalin dengan sedikit ubahsuai dari : http://www.zuarxpdc.com/2011/03/misteri-penemuan-bahtera-nabi-nuhthe.html#ixzz1NQF8emBt
Lagi gambar dan atikel berkaitan : http://moeflich.wordpress.com/2007/11/24/perahu-nabi-nuh-ditemukan/
Sesungguhnya orang yang beriman itu ialah orang yang apabila disebutkan
Allah akan gementar hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
(ayat-ayat Allah) akan bertambahlah iman mereka, dan kepada Rab (Tuhan)
mereka bertawakal. ( Surah an-Anfal : Ayat 2 )
Wallahua'lam
Cerita Lainnya tentang bahtera Nabi Nuh, AS
Kisah
bahtera Nabi Nuh dan banjir besar adalah salah satu legenda dunia yang
diabadikan dalam sejumlah ayat-ayat Al Quran. Menurut sejumlah riwayat,
Nabi Nuh as. diutus menjadi Rasul sepuluh abad setelah Nabi Adam as.
Beliaulah manusia pertama yang membuat kapal untuk berlayar, tentu saja
dengan petunjuk dari Allah SWT. Kapal buatannya itulah yang dikenal
dengan nama Bahtera Nabi Nuh.
Pada masa itu, manusia benar-benar tenggelam dalam kesesatan dan
kekafiran yang parah dengan menjadi penyembah berhala. Maka Allah Yang
Maha Penyayang mengutus Nabi Nuh untuk meluruskan akidah manusia.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah):
“Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepada mereka azab yang
pedih.” (QS Nuh : 1)
Atas perintah Allah, maka Nabi Nuh pun mulai melancarkan dakwah,
mengajak kaumnya untuk menyembah Allah. Namun kaumnya yang kafir tidak
mempercayainya, justru menganggap pengikut Nabi Nuh sebagai manusia yang
hina. Para pemuka kafir bahkan menuduh Nabi Nuh sebagai pendusta dan
orang yang sesat. (QS Hud : 27). Dengan sabar, selama 950 tahun, Nabi
Nuh terus mengajak kaumnya untuk menyembah dan beribadah hanya kepada
Allah. Namun yang mau menjadi pengikutnya hanya segelintir jumlahnya.
Kaum Nabi Nuh bahkan mulai berani menantang Nabi Nuh. Mereka meminta
beliau untuk membuktikan ancaman Allah berupa “azab pedih” yang selalu
diceritakannya kala berdakwah. Nabi Nuh selalu mengingatkan eksistensi
Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah. (QS Hud : 32).
Terus-menerus ditentang oleh kaumnya, akhirnya dengan sedih Nabi Nuh
mengadukan permasalahannya kepada Allah. “Ya Tuhanku sesungguhnya
siang-malam aku telah menyeru kepada kaumku, namun seruanku itu justru
membuat mereka semakin berpaling dari kebenaran. Dan sesungguhnya setiap
kali aku menyeru mereka (agar beriman) supaya Engkau mengampuni mereka,
mereka memasukkan jari ke dalam telinga mereka dan menutupkan bajunya
(ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan
diri.” (QS Nuh : 6-7)
Demikianlah perilaku kaum Nabi Nuh. Tak sedikit pun mereka
mengindahkan nasihat Sang Nabi. Mereka bahkan saling mengingatkan agar
tidak meninggalkan penyembahan terhadap Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq dan
Nasr—orang-orang saleh yang telah wafat dan patung-patungnya mereka
jadikan sesembahan. Lalu Allah memerintahkan Nabi Nuh membuat sebuah
bahtera. Dengan menggunakan petunjuk dan wahyu Allah, mulailah Nabi Nuh
membuat bahtera itu. Ejekan datang bertubi-tubi saat pemimpin kafir
melihatnya membuat kapal besar. Namun Nabi Nuh dengan sabar terus
melanjutkan pembuatan kapal tanpa memedulikan ejekan kaumnya.
Setelah pembuatan kapal selesai, Allah lalu memerintahkan Nabi Nuh
agar memuat kapal itu dengan binatang masing-masing sepasang (jantan dan
betina), keluarganya, dan orang-orang yang beriman. (QS Hud : 40). Maka
Nabi Nuh pun menyerukan kepada pengikutnya agar segera naik ke dalam
kapal. Tak lama kemudian Allah menurunkan hujan badai yang tiada henti.
Semua mata air di bumi memancarkan air, saling bertemu dan menimbulkan
air bah yang sangat besar. Banjir tinggi melanda bumi dengan gelombang
setinggi gunung. Itulah banjir terbesar dalam sejarah peradaban manusia!
Dalam kondisi genting, Nabi Nuh memanggil anaknya yang berada di
tempat jauh dan terpencil, namun tidak ikut naik ke kapal. Dengan
sombong sang anak menolak, dan memilih mencari perlindungan ke atas
gunung. (QS Hud : 42-43). Demikianlah, anak Nabi Nuh tidak mau menuruti
ajakan ayahnya. Dia justru memilih bersama orang-orang kafir. Maka dia
pun binasa dan tenggelam bersama mereka.
Hal yang sama terjadi pada istri Nabi Nuh. Dia pun ikut tenggelam
bersama orang-orang kafir karena menolak ajakan suaminya untuk beribadah
hanya kepada Allah saja. Satu pelajaran besar, bahwa istri seorang
yang saleh dan berderajat Rasul pun dapat binasa karena azab-Nya. Maka
suaminya itu tiada dapat membantunya sedikit pun dari (siksa) Allah. (QS
At-Tahrim : 10)
Cerita tentang bahtera Nuh yang terjadi sekitar 4.800 tahun yang lalu
itu banyak muncul dalam buku dan beberapa film. Sejumlah ahli sejarah
dari berbagai negara pun telah lama penasaran dan ingin membuktikan
kebenaran kisah ini. Untuk memecahkan misteri kapal Nabi Nuh, kelompok
peneliti dari Cina dan Turki bergabung dalam ‘Noah’s Ark Ministries
International’. Mereka selama bertahun-tahun melakukan misi pencarian
sisa-sisa bahtera legendaris itu. Pada tanggal 26 April 2010, para
peneliti ini mengumumkan temuan mereka. Bahtera Nabi Nuh ditemukan di
Turki! Mereka mengaku menemukan bangkai kapal Nabi Nuh yang berada di
ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, Turki Timur.
Wallahu ‘alam bishowab
Menakjubkan: Perahu Nabi Nuh AS Telah Ditemukan Melalui Penelitian Ilmiah (revised and completed)
Umat Nabi Nuh A.S yang
ditenggelamkan oleh Allah SWT karena kedurhakaannya seperti dikisahkan
dalam Al-Qur’an, sudah menemukan pembuktian kebenarannya secara ilmiah.
Sejak tahun 1949, sudah ditemukan lokasinya dan kemudian dilakukan
penggalian oleh penelitian tim antropolog yang dipimpin oleh Prof. Ron
Wyatt di Turki sejak tahun 1977. Ini adalah sebagian foto-fotonya. ENJOY
IT!! (Moef)
______________________________
1. Awal Penemuan
Pemotretan awal oleh Angkatan Udara AS di tahun 1949 tentang adanya
benda aneh di atas Gunung Ararat-Turki, dengan ketinggian 14.000 feet
(sekitar 4.600 meter).
Kemudian, awal tahun 1960,
berita dalam Life Magazine: Pesawat Tentara Nasional Turki menangkap
sebuah benda mirip perahu di puncak gunung Ararat yang panjangnya 500
kaki (150 meter) yang diduga perahu Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark)
a
a
2. Foto-foto tahun 1999-2000
Seri pemotretan oleh Penerbangan AS IKONOS tahun 1999-2000 tentang dugaan adanya perahu di Gunung Ararat yang tertutup salju.
3. Peta Lokasi Perahu Nabi Nuh
a
a
a
6. Pengukuran di Atas Perahu
a
7. Struktur Perahu menurut para arkeolog yang menemukannya
a
a
8. Bentuk Perahu Nabi Nuh AS
a
The Real Noah’s Ark!
Top Points to Consider
10 Hal Penting untuk Diketahui tentang Perahu Nabi Nuh:!!
- It is in the shape of a boat, with a pointed bow and rounded stern. Bentuknya adalah perahu dengan deknya berbentuk bundar/melingkar.
- Exact length as noted in biblical description, 515 feet or
300 Egyptian cubits. (Egyptian not Hebrew cubit would have been known
to Moses who studied in Egypt then wrote Genesis.) Panjangnya seperti dinyatakan Bible adalah 515 feet atau 300 cubit Mesir [± 160 meter.
- It rests on a mountain in Eastern Turkey, matching the
biblical account, “The ark rested . . . upon the mountains of Ararat”
Genesis 8:4. (Ararat being the name of the ancient country Urartu which
covered this region.) Perahu ini
terdampar di Timur Turki, akur dengan pernyataan Bible, “Perahu itu
terdampar … di atas pegunungan Ararat” (Genesis 8:4). (Ararat adalah
sebutan untuk negara kuno Urartu yang meliputi wilayah ini.
- Contains petrified wood, as proven by lab analysis. Dari pengujian laboratotirum, perahu itu adalah kayu yang sudah membatu.
- Contains high-tech metal alloy fittings, as proven by
separate lab analyses paid for by Ron Wyatt, then performed later by
Kevin Fisher of this web site. Aluminum metal and titanium metal was
found in the fittings which are MAN-MADE metals! Dari
beberapa pengujian terpisah, bahannya mengandung metal yang sangat kuat
dan berteknologi tinggi. Metal alumunium dan titanium ditemukan
ditemukan menyatu yang dibuat tangan manusia.
- Vertical rib timbers on its sides, comprising the skeletal
superstructure of a boat. Regular patterns of horizontal and vertical
deck support beams are also seen on the deck of the ark. Bingkai
timah vertikal pada sisi-sisinya menunjukkan kerangka struktur perahu
yang canggih. Pola-pola yang sama pada dek horisontal dan vertikal yang
memperkuat balok-balok tiang juga terlihat di atas dek perahu.
- Occupied ancient village at the ark site at 6,500 ft.
elevation matching Flavius Josephus’ statement “Its remains are shown
there by the inhabitants to this day.” Lokasi perahu itu menutupi sebuah desa kuno di ketinggian 6.500 kaki (2275 meter.
- Dr. Bill Shea, archaeologist found an ancient pottery sherd
within 20 yards of the ark which has a carving on it that depicts a
bird, a fish, and a man with a hammer wearing a headdress that has the
name “Noah” on it. In ancient times these items were created by the
locals in the village to sell to visitors of the ark. The ark was a
tourist attraction in ancient times and today. Dr.
Bill Shea, seorang antropolog, menemukan pecahan-pecahan tembikar
sekitar 18 meter dari perahu yang memiliki ukiran2 burung, ikan, dan
orang memegang palu dengan memakai hiasan kepala yang bertuliskan “Nuh.”
Pada zaman kuno, barang-barang tersebut dibuat oleh penduduk lokal di
desa itu untuk dijual kepada para pengunjung perahu. Sejak zaman kuno
hingga sekarang, perahu tersebut telah menjadi lokasi wisata.
- Recognized by Turkish Government as Noah’s Ark National Park
and a National Treasure. Official notice of its discovery appeared in
the largest Turkish newspaper in 1987. Sekarang
ini lokasi itu dijadikan Taman Nasional Perahu Nabi Nuh dan (Warisan
Nasional. Pejabat setempat menyebutkan berita liputan penemuan perahu
tersebut muncul dalam koran terbesar Turki pada tahun 1987.
- Visitors’ center built by the government to accommodate tourists further confirms the importance of the site. Gedung Pusat Turis dibangun oleh Pemerintah untuk mengakomodasi para turis agar mengetahui pentingnya lokasi tersebut.
- 11. Huge anchor stones were found near the ark and in the
village Kazan, 15 miles away, which hung off the rear of the ark to
steady its ride. Jangkar batu
besar ditemukan dekat perahu di Desa Kazan, berjarak 15 mile (24 meter)
yang menggantung di bagian belakang perahu untuk mengokohkan tumpangan.
- 12. The ark rests upon Cesnakidag (or Cudi Dagi) Mountain, which is translated as “Doomsday” Mountain. Perahu terletak di atas Gunung Cesnakidag yang diartikan sebagai “Gunung Kiamat.”
- Dr. Salih Bayraktutan of Ataturk University stated, “It is a man made structure, and for sure it’s Noah’s Ark” Common Sense. This
same article also states “The site is immediately below the mountain of
Al Judi, named in the Qur’an as the resting place of the Ark.” Houd Sura 11:44. Dr.
Salih Bayraktutan dari Universitas Ataturk menyatakan “ Perahu ini
adalah strukur yang dibuat manusia dan karenanya yakin ini adalah Perahu
Nabi Nuh.” Artikel itu juga menyatakan, “Lokasinya di Gunung Judi yang
disebut dalam Al-Qur’an sebagai tempat pendaratan bahtera.” Surat Hud
ayat 44.
- Radar scans show a
regular pattern of timbers inside the ark formation, revealing keels,
keelsons, gunnels, bulkheads, animal chambers, ramp system, door in
right front, two large barrels in the front 14′ x 24′, and an open
center area for air flow to all three levels. Scan
radar menunjukkan pola timah yang tetap di dalam formasi perahu, ada
balok-balok kayu besar di dasar perahu, dinding pemisah, kandang2
binatang, sistem lorong-lorong jalan dalam perahu, pintu bagian depan,
dua tong besar berukuran 14’x24’, dan sebuah pusat area terbuka untuk
sirkulasi udara untuk tiga tingkat ruangan dalam perahu.
Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Qur’an
Posted on 13 Mei 2010 by virouz007
Banjir Nuh disebutkan dalam banyak
ayat di dalam al-Qur’an. Di bawah ini bisa dilihat ayat-ayat yang
disusun berdasarkan urut-urutan peristiwa banjir tersebut:
Nabi Nuh Menyeru Kaumnya pada Agama Kebenaran
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnyalalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah,
sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selainNya”. Sesungguhnya (kalau kamu
tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar
(kiamat)”. (Al-A’raf: 59)
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul
kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan
taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas
ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (QS. Asy-Syuara’:
107-110)
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya. Lalu ia berkata “Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah,
(karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa
kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?”. (QS. Al-Mukminun: 23)
Peringatan Nabi Nuh kepada kaumnya untuk Menghindari Hukuman dari Allah :
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya (dengan memerintahkan): “Berilah kaummu peringatan
sebelum datang kepadanya azab yang pedih”(QS. Nuh: 1)
Kelak kamu akan mengetahui siapa yang
akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab
yang kekal. (QS. Hud:39)
Agar kamu tidak menyembah selain Allah.
Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang
sangat menyedihkan. (QS. Hud: 26)
Penolakan kaum Nabi Nuh
Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Al-A’raf: 60)
Mereka berkata: “Hai Nuh sesungguhnya
kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang
bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu
ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. (QS.
Hud: 32)
Dan mulailah Nuh membuat bahtera . Dan
setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya.
Berkata Nuh: “Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun)
mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). (QS. Hud: 38)
Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di
antara kaumnya menjawab: “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti
kamu , yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu
. Dan kalau Allah menghendaki , tentu Dia mengutus beberapa orang
malaikat. Belum pernah kami mendengar seruan (seruan yang seperti) ini
pada masa nenek moyang kami yang dahulu. Ia tidak lain hanyalah seorang
laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya
sampai suatu waktu. (QS. Al-Mukminun: 24-25)
Sebelum mereka, telah mendustakan (pula)
kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: “Dia
seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman”.(QS. Al-Qamar: 9)
Penghinaan terhadap para pengikut Nabi Nuh
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang
kafir dari kaumnya: “Kami tidak melihat kamu , melainkan (sebagai)
seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang
yang mengikuti kamu , melainkan orang-orang yang hina dina di antara
kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki
sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah
orang-orang yang dusta”. (QS. Hud: 27)
Mereka berkata: “Apakah kami akan beriman
kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?” Nuh
menjawab: “Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan?”.
Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku,
kalau kamu menyadari .Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir
orang-orang yang beriman. Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi
peringatan yang menjelaskan. (QS. Asy-Syuara’: 111-115)
Peringatan Allah agar Nabi Nuh tidak Bersedih
Dan diwahyukan kepada Nuh , bahwasanya
sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang
telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang
apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Hud: 36)
Doa Nabi Nuh
Maka itu adakanlah suatu keputusan
antaraku dan antara mereka , dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang
mukmin besertaku. (QS. Asy-Syuara’: 118).
Maka dia mengadu kepada Tuhannya :
“bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu
tolonglah (aku). (QS. Al-Qamar: 10)
Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku
telah menyeru kaumku malam dan siang. Maka seruanku itu hanyalah
menambah mereka lari (dari kebenaran). (QS. Nuh: 5-6).
Nuh berdoa : “Ya Tuhanku tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku.”(QS. Al-Mukminun: 26)
Sesungguhnya Nuh telah menyeru kami : Maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami).(QS.Ash-Shaffat: 75)
Pembuatan Kapal (Bahtera)
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan
dan petunjuk wahyu Kami , dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku
tentang orang-orang zalim itu, sesungguhnya mereka itu akan
ditenggelamkan. (QS. Hud: 37)
Penghancuran umat Nabi Nuh dengan cara Ditenggelamkan
Maka mereka mendustakan Nuh , kemudian
kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera,
dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya). (QS. Al-A’raf:
64).
Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. (QS. Asy-Syuara: 120)
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang
lima puluh tahun.Maka mereka ditimpa banjir besar , dan mereka adalah
orang-orang yang zalim.(QS.Al-Ankabut:14)
Dibinasakannya Putera Nabi Nuh
Al-Qur’an sehubungan dengan dengan dialog
yang terjadi antara Nabi Nuh dan puteranya, pada tahap-tahap awal dari
terjadinya banjir mengungkapkan:
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka
dalam gelombang laksana gunung, dan Nuh memanggil anaknya sedang anak
itu berada di tempat jauh terpencil : “Hai anakku, naiklah (ke kapal)
bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”
Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat
memeliharaku dari air bah!”. Nuh berkata : “Tidak ada yang melindungi
hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan
gelombang menjadi penghalang antara keduanya ; maka jadilah anak itu
termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (QS. Hud: 42-43)
Diselamatkannya Orang-Orang yang Beriman dari Banjir
Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. (QS.Asy-Syuara:119).
Maka kami selamatkan Nuh dan
penumpang-penumpang bahtera itu dan kami jadikan peristiwa itu pelajaran
bagi semua umat manusia. (QS. Al-Ankabut: 15)
Bentuk Fisik dari Banjir yang Terjadi
Maka Kami bukakan pintu-pintu langit
dengan (menurunkan) air yang tercurah .. Dan Kami jadikan bumi
memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu
urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas
(bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. (QS. Al-Qamar: 11-13)
Hingga apabila perintah Kami datang dan
‘dapur’(permukaan bumi yang memancarkan air hingga meneyebabkan
timbulnya taufan) telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke
dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan
betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan
terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman”. Dan tidak
beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. Dan Nuh berkata:
“Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu
berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka
dalam gelombang laksana gunung, dan Nuh memanggil anaknya sedang anak
itu berada di tempat jauh terpencil : “Hai anakku, naiklah (ke kapal)
bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”
.(QS. Hud: 40-42)
Lalu Kami wahyukan kepadanya : “Buatlah
bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami
telah datang dan ‘tannur’ telah memancarkan air, maka masukkanlah ke
dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga)
keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu ditetapkan (akan
ditimpa azab) di antara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku
tentang orang-orang yang zalim, karena sesungguhnya mereka itu akan
ditenggelamkan.(QS. Al-Mukminun: 27)
Terdamparnya Perahu di Tempat yang Tinggi
Dan difirmankan: “Hai bumi tahanlah
airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan airpun disurutkan,
perintah pun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit
Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim”. (QS.Hud: 44)
Pelajaran yang Diambil dari Peristiwa Banjir
Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik
(sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu ke dalam bahtera, agar
Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan
oleh telinga yang mau mendengar. (QS.Al-Haqqah: 11-12)
Pujian Allah terhadap Nabi Nuh
“Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di
seluruh alam”. Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. (QS. Ash-Shaffat: 79-81)
Salam…
Semoga Bermanfaat….